Jumat, 04 April 2014

ETIKA

Nama : Adistha Awasti Fidelia
Kelas  : 4EB18

1.     Apa yang dimaksud dengan etika?
Etika merupakan istilah yang berasal dari bahasa Yunani ethos yang berarti: adat istiadat. Sebagai cabang dari filsafat, maka etika berangkat dari kesimpulan logis dan rasio guna untuk menetapkan ukuran yang sama dan disepakati mengenai sesuatu perbuatan, apakah perbuatan itu baik atau buruk, benar atau salah dan pantas atau tidak pantas untuk dikerjakan. Menurut Prof. Dr. Ahmad Amin, yaitu segala perbuatan yang timbul dari orang yang melakukan sesuatu dengan ikhtiar dan sengaja, dan pada waktu melakukannya ia mengetahui apa yang ia perbuat.

2. Bagaimana tahap perkembangan moral, karakteristik individu dan variabel struktural mempengaruhi keputusan manajer untuk berperilaku etis dan tidak etis?
Perkembangan moral, karakteristik individu dan variabel struktural mempunyai pengaruh terhadap keputusan manajer untuk berperilaku etis dan tidak etis, komponen etika tidak akan berperan ketika tidak adanya masalah moral yang terkait dengan keputusan, tetapi akan menjadi relevan ketika ada masalah moral didalamnya.

3.     Apa kode etik itu dan bagaimana cara meningkatkan keefektifannya?
Kode etik  merupakan suatu tatanan etika yang telah disepakati oleh suatu kelompok masyarakat tertentu. Kode etik umumnya termasuk dalam norma sosial, namun bila ada kode etik yang memiliki sanksi yang agak berat, maka masuk dalam kategori norma hukum. Kode Etik juga dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan.
Sumber : Wikipedia

4.     Bagaimana manajer mengambil keputusan yang etis?
Dalam mengambil keputusan yang etis, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan :
a.     Kepastian
Seluruh informasi yang dibutuhkan pengambil keputusan tersedia secara lengkap.
b.     Ketidakpastian
Mengetahui sasaran yang ingin dicapai, tetapi informasi mengenai berbagai alternatif dan kejadian-kejadian dimasa depan tidak lengkap.
c.      Risiko
Keputusan yang memiliki sasaran yang jelas dan didasarkan pada informasi yang baik, tetapi konsekuensi masa depan dari masing-masing alternative keputusan tidak pasti.
d.     Ambiguitas
Suatu kondisi dimana tujuan yang harus dicapai atau permasalahan yang harus diselesaikan tidak jelas sifatnya, namun informasi yang tersedia juga tidak lengkap.

5.     Jelaskan faktor-faktor yang menentukan intensitas etika dan dari keputusan!
a.  Besarnya akibat adalah jumlah kerugian atau keuntungan yang dihasilkan dari suatu keputusan etika. Makin banyak orang yang dirugikan atau semakin besar kerugian yang diderita oleh orang-orang itu, maka semakin besar akibatnya.
b.   Kesepakatan social adalah kesepakatan apakah suatu perilaku itu baik atau buruk. Sebagai contoh, selain dari tindakan mempertahankan diri, banyak orang belum sepakat apakah membunuh adalah salah. Namun, banyak orang belum sepakat terhadap aborsi atau hukuman mati.
c.  Kemungkinan akibat adalah kesempatan dimana sesuatu akan terjadi dan kerugian bagi orang lain. Misalnya, kamungkinan akibat adalah rokok. Kita tahu bahwa merokok akan meningkatkan kemungkinan terjadinya serangan jantung, penyakit kanker, paru-paru, impotensi, dan gangguan pada janin.
d. Kesiapan sementara adalah waktu diantara tindakan dengan akibat yang ditimbulkannya. Kesiapan sementara lebih kuat apabilamanajer harus memberhentikan karyawan minggu depan dibandingkan dengan tiga bulan kedepan.
e.    Kedekatan akibat adalah jarak social, kejiwaan, budaya, atau fisik dari pengambil keputusan dengan mereka yang terkena dampak dari keputusannya.
f.       Konsentrasi akibat adalah seberapa besar suatu tindakan mempengaruhi rata-rata orang.

Etika Profesi Akuntansi Tugas 4

Nama : Adistha Swasti Fidelia
NPM : 20210172
Kelas : 4EB18

1. Jelaskan bagaimana audit sosial independen dan mekanisme perlindungan formal dapat mendorong perilaku etis?
Audit social independen yang mengevaluasi keputusan dan praktik manajemen berdasarkan kode etik perusahaan, meningkatkan kemungkinan rasa takut terungkap. Audit itu dapat berupa evaluasi rutin yang dilakukan secara teratur dan berkesinambungan. Kemudian, organisasi disarankan menyediakan mekanisme formal untuk melindungi karyawan yang mengalami dilema etis agar mereka dapat melakukan hal yang benar tanpa merasakan takut akan dipermalukan di depan umum.
sumber: http://bambang-rustanto.blogspot.com/2012/04/audit-sosial.html
2. Jelaskan tahapan pengembangan moral Lawrence Kohlberg !
Tahap-tahap Moral
Pada tingkat prakonvensional kita menemukan:

Tahap I – Orientasi hukuman dan kepatuhan: Orientasi pada hukuman dan rasa hormat yang tak dipersoalkan terhadap kekuasan yang lebih tinggi. Akibat fisik tindakan, terlepas arti atau nilai manusiawinya, menentukan sifat baik dan sifat buruk dari tindakan ini.

Tahap 2 – Orientasi relativis-intrumental: Perbuatan yang benar adalah perbuatan yang secara instrumental memuaskan kebutuhan individu sendiri dan kadang-kadang kebutuhan orang lain. Hubungan antarmanusia dipandang seperti hubungan di tempat umum. Terdapat unsur-unsur kewajaran, timbal-balik, dan persamaan pembagian, akan tetapi semuanya itu selalu ditafsirkan secara fisis pragmatis, timbal-balik adalah soal ”Jika anda menggaruk punggungku, nanti aku akan menggaruk punggungmu”, dan ini bukan soal kesetiaan, rasa terima kasih atau keadilan.

Pada tingkat konvensional kita menemukan:

Tahap 3 – Orientasi kesepakatan antara pribadi atau Orientasi ”Anak manis”: Orientasi ”anak manis”. Perilaku yang baik adalah perilaku yang menyenangkan atau membantu orang lain, dan yang disetujui oleh mereka. Terdapat banyak konformitas dengan gambaran-gambaran stereotip mengenai apa yang diangap tingkah laku mayoritas atau tingkah laku yang ’wajar’. Perilaku kerap kali dinilai menurut niat, ungkapan ”ia bermaksud baik” untuk pertama kalinya menjadi penting dan digunakan secara berlebih-lebihan. Orang mencari persetujuan dengan berperilaku ”baik”.

Tahap 4 – Orientasi hukum dan ketertiban: Orientasi kepada otoritas, peraturan yang pasti dan pemeliharaan tata aturan sosial. Perbuatan yang benar adalah menjalankan tugas, memperlihatkan rasa hormat terhadap otoritas, dan pemeliharaan tata aturan sosial tertentu demi tata aturan itu sendiri. Orang mendapatan rasa hormat dengan berperilaku menurut kewajibannya.

Pada tingkat pasca-konvensional kita melihat:

Tahap 5 – Orientasi kontrak sosial legalistis: Suatu orientasi kontrak sosial, umumnya bernada dasar legalistis dan utilitarian. Perbuatan yang benar cenderung didefinisikan dari segi hak-hak bersama dan ukuran-ukuran yang telah diuji secara kritis dan disepakati oleh seluruh masyarakat. Terdapat suatu kesedaran yang jelas mengenai relativisme nilai-nilai dan pendapat-pedapat pribadi serta suatu tekanan pada prosedur yang sesuai untuk mencapai kesepakatan. terlepas dari apa yang disepakati secara konstitusional dan demokratis, yang benar dan yang salah merupakan soal ”nilai” dan ”pendapat” pribadi. hasilnya adalah suatu tekanan atas ”sudut pandangan legal”, tetapi dengan menggarisbawahi kemungkinan perubahan hukum berdasarkan pertimbangan rasional mengenai kegunaan sodial dan bukan membuatnya beku dalam kerangka ”hukum dan ketertiban” seperti pada gaya tahap 4. Di luar bidang legal, persetujuan dan kontrak bebas merupakan unsur-unsur pengikat unsur-unsur kewajiban. Inilah moralitas ”resmi” pemerintahan Amerika Serikat dan mendapatkan dasar alasannya dalam pemikiran para penyusun Undang-Undang.

Tahap 6 – Orientasi Prinsip Etika Universal: Orientasi pada keputusan suara hati dan pada prinsip-prinsip etis yang dipilih sendiri, yang mengacu pada pemaham logis, menyeluruh, universalitas dan konsistensi. Prinsip-prinsip ini bersifat abstrak dan etis (kaidah emas, kategoris imperatif). Prinsip-prinsip itu adalah prinsip-prinsip universal mengenai keadilan, timbal-balik, dan persamaan hak asasi manusia, serta rasa hormat terhadap martabat manusia sebai person individual.

Sumber : http://www.pergerakankebangsaan.org/?p=718

3. Jelaskan pendekatan "wortel dan tongkat" atau "the carrot and stick concept" !
Pada prinsipnya, sedapat mungkin carrot diutamakan daripada stick. Jika iming-iming hadiah tidak berhasil membuat sebuah negara berlaku sesuai dengan hukum dan norma internasional, maka barulah stick bisa dipertimbangkan. Itu adalah proses dalam diplomasi.
Dalam sebuah perusahaan, misalnya, daripada mengancam pegawai dengan potong gaji, lebih baik memberi iming-iming kenaikan gaji atau kursus, dinas, dsb ke luar negeri (Eropa misalnya). Terlambat ancam potong gaji, sakit tanpa surat sakit potong gaji, sakit dengan surat sakit potong uang makan dan transport, sedikit-sedikit potong. Itu akan menyebabkan karyawan berada dalam tekanan, meskipun sebenarnya mereka tidak berniat untuk melakukan pelanggaran peraturan perusahaan.

Sumber : aryanst.blogspot.com/2008/01/1k56-tongkat-dan-wortel.html

4. Carilah beberapa contoh perilaku tidak etis minimal 5 !

1.    Menggunakan perangkat komputer untuk membahayakan orang lain.
2.    Mencampuri pekerjaan komputer orang lain. 
3.    Mengintip file orang lain.
4.    Menggunakan perangkat komputer untuk pekerjaan ilegal.
5.    Menggunakan perangkat komputer untuk membuat kesaksian palsu.
6.    Menggunakan atau menyalin perangkat lunak yang belum dibayar. 
7.    Menggunakan sumber daya komputer orang lain tanpa otorasi 
8.    Mengambil hasil intelektual orang lain untuk diri kita sendiri atau orang lain 
9.    Tidak memikirkan akibat sosial dari program yang kita tulis. 
10. Tidak menggunakan komputer dengan cara yang menunjukan tenggang rasa.
Sumber : http://ilmupengetahuan-aulia.blogspot.com/2011/11/2-contoh-perbuatan-yang-tidak-etis.html
5. Apa yang dimaksud dengan :
a. penyimpangan di tempat kerja
b. penyimpangan hak milik
c. penyimpangan politik
d. penyimpangan produksi
a. Penyimpangan di tempat kerja adalah perilaku tidak etis yang melanggar norma-norma organisasi mengenai benar atau salah.
b. Penyimpangan hak milik adalah perilaku tidak etis terhadap harta milik perusahaan.
c. penyimpangan politik adalah Yaitu menggunakan pengaruh seseorang untuk merugikan orang lain dalam perusahaan.
d. Penyimpangan politik adalah menggunakan pengaruh seseorang untuk merugikan orang lain dalam perusahaan.

e. Penyimpangan Produksi adalah perilaku tidak etis dengan merusak mutu dan jumlah hasil produksi.
sumber: http://blog.stie-mce.ac.id/rina/2011/11/14/etika-manajerial/